Saat ini tahun 2021 ini telah dinilai menjadi salah satu tahun pemulihan setelah perekonomian dan pasar modal tanah air yang pontang panting dilanda oleh pandemi corona virus atau covid-19 di tahun 2020. Dimana tahun ini telah disebut oleh tim equity research Sinarmas Sekuritas akan menjadi salah satu era pemulihan seiring cukup banyaknya indikator yang menandakan akan adanya kelanjutan pemulihan perdagangan global dan juga aktivitas industri pasca pandemi corona virus ini.
Adanya risiko yang lebih rendang seiring melemahnya nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS), era suku bunga yang terhitung rendah, dan harga komoditas global yang lebih tinggi dan akan mendukung pasar Negara berkembang atau emerging markets (Ems) serta beberapa saham pilihan berbasis siklikal (cylical) dan juga nilai (value).
Dari perspektif domestik ini sendiri, saham Sinarmas Sekuritas ini telah melihat beberapa pemulihan pendapatan yang cukup signifikan dan adanya berupa gambaran makroekonomi yang lebih cerah untuk negara Indonesia. Hal ini didukung oleh Tim Riset Sinarmas Sekuritas dalam sbeuah riset yang bertajuk di Market outlook 2021 pad ahari Selasa, 29 Desember. Teakhir telah adanya sebuah reformasi struktural utama melalui Omnibus Law akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi negara Indonesia dalam jangka yang cukup panjang. Kali ini, kami akan menyebutkan beberapa daftar saham pilihan Sinarmas Sekuritas dalam menghadapi tahun 2021 ini. Langsung saja simak daftarnya berikut di bawah ini.
| Saham | Target Pembelian |
| PT United Tractors Tbk | Rp. 31.400,- |
| PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) | Rp. 14.900,- |
| PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) | Rp. 8.175,- |
| PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) | Rp. 5.100,- |
| PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) | Rp. 4.250,- |
| PT XL Axiata Tbk (EXCL) | Rp. 3.280,- |
| PT PP Tbk (PTPP) | Rp. 2.280,- |
| PT Adaro Energy Tbk | Rp. 1.850,- |
| PT PP London Sumatra Indonesia Tbk | Rp. 1.550,- |
| PT Bumi Serpong Damai Tbk | Rp. 1.500,- |
| PT Pakuwon Jati Tbk | Rp. 650,- |
Bank Sinarmas ini juga telah menyematkan rating untuk sejumlah sektor dan menyematkan rating overweight (OW) untuk sektor perbankan, semen, tambang batubara, konstruksi, minyak dan gas, perkebunan, property, pulp and paper, serta sektor telekomunikasi. Rating netral ini juga telah disematkan oleh sektor konsumen, otomotif, media, pertambangan nikel, pakan ternak, dan juga ritel. Sedangkan rating underweight (UW) ini juga telah disematkan pada sektor tembakau yang ada.
IHSG juga telah memperoleh beberapa pendorong di fase awal pemulihan ekonomi dan pertumbuhan pendapatan pasca pandemi covid-19. Melemahnya nilai tukar dolar Amerika Serikat dan era suku bunga ini juga rendah dan berdampak positif bagi pasar negara berkembang, terutama negara Indonesia. Pemulihan harga komoditas global ini sendiri juga nsagta berdampak pada perekonomian Indonesia.