Meski mempersempit kenaikan yang ada, namun Indeks Harga Saham Gabungan tetap bertahan Aipda zona hijau. Di sesi I, mereka berhasil bertambah 15,22 poin ke level 6.224,08 atau menguat 0,25%.
Di sesi I tersebut, IHSG bergerak ke rentang 6.194,94 – 6.286,29 dan sempat menyentuh zona merah, tapi untungnya kembali menguat tipis ketika sesi I hampir selesai.
Ada dua sektor yang menipang kenaikan IHSG di sesi I, yaitu sektor keuangan dan juga sektor perkebunan. Keduanya masing-masing mengalami penguatan 1,60% dan 1,16%, di mana ini menandakan kalau IHSG rawan terkoreksi.
Lalu ada delapan faktor lain yang berada pada zona merah, yaitu faktor aneka industri(1,65%), infrastruktur(1,17%), manufaktur dan industri dasar(0,45%.), perdagangan(0,66%).
Untuk total volumenya sendiri, volume dari perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia mencapai 12,22 miliar dengan nilai transaksi Rp11,11 triliun dan frekuensi transaksi 1,10 juta sekali. Ada sebanyak 264 saham yang turun, 197 saham naik, dan 163 sahamnya tetap stabil.
Di tengah kenaikan dari Indeks Harga Saham Gabungan asing ini malah membukukan net sell sebesar Rp86,44 miliar di seluruh pasar.
Saham yang paling banyak dilego asing adalah PT Astra International Tbk atau ASII, Rp108, 7 Miliar. Saham mereka pun melemah menjadi Rp5.975 per saham (Turun 2,05%). Untuk volumenya, ASII memiliki volume perdagangan saham yang mencapai 40,2 juta dan nilai transaksinya Rp243,4 miliar.
Selain itu, saham PT Telkom Indonesia Tbk juga dilepang asing dengan nilai Rp84,05 miliar. Saham mereka melemah menjadi Rp3.230/ saham. Volume dari perdadagangan saham TLKM telah mencapai 8,3 ujuta dengan transaksi Rp287,3 miliar.
Saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk juga bisa, hanya saja saham ICBP turun tipis dengan angka 0,82% dap Rp9.02/ sahamnya. Volume dari perdagangan saham mencapai angka 10,6 juta Dengan transaksi 96,7 miliar.
Berikut 10 saham net sell terbesar asing pada perdagangan Selasa:
1. ASII Rp 108,7 miliar
2. TLKM Rp 84,5 miliar
3. ICBP Rp 73,7 miliar
4. TBIG Rp 47,8 miliar
5. PGAS Rp 47,1 miliar
6. INCO Rp 44,2 miliar
7. BMRI Rp 37,9 miliar
8. SMGR Rp 25,5 miliar
9. CTRA Rp 13,4 miliar
10. BBNI Rp 12,0 miliar