Saham merupakan tanda pembelian modal atas suatu perusahaan. Pembelian saham dilakukan dengan transaksi satu atau beberapa lot atas modal perusahaan yang sudah terdaftar di pasar saham. Dengan begitu, klaim pada pendapatan perusahaan tersebut bisa didapatkan oleh pembeli saham. Tidak sedikit orang sudah mulai ‘bangun’ dan menyadari bahwa bermain saham adalah investasi terbaik di zaman modern ini. Pasar saham mulai dipenuhi para pemuda generasi baru yang mulai bertransaksi meski dengan modal kecil.
Meskipun begitu, masih ada sebagian orang yang berpendapat bahwa saham adalah judi yang dilegalkan. Memang dalam pelaksanaannya, bermain saham identik dengan unsur gambling. Tapi hal ini kembali tergantung orang yang bermain, jika dia berpikir ini area judi dan melakukan semua transaksinya berdasarkan gambling tanpa analisa, jadilah area saham ini sama dengan judi.
Lalu, bagaimana jika kita bayangkan seorang penjudi yang gila gambling, pulang dari sebuah kasino dengan kekalahan yang menyakitkan. Lalu dia melihat iklan di billboard jalanan sepi yang menyebutkan bahwa saham adalah instrumen investasi terbaik hari ini? Dia tidak bisa menyembunyikan ketertarikannya akan hal itu, lantas dia merenung dalam hening. Dalam heningnya, dia bertengkar dengan pikirannya sendiri. Mampukah dia bermain saham? Pikirannya menjawab tidak. Kenapa? Pikirannya pun memberikan beberapa alasan yang akan kita ulas disini,
1.Nyali Yang Terlalu Nekad

Kita tahu betul, bahwa kebanyakan karakter seorang penjudi mempunya nyali yang terbilang terlalu nekad. Terdapat dua sisi dalam setiap hal, artinya karakter nekad ini bisa menjadikannya untung atau buntung. Juga dengan nyali nekadnya mereka mendambakan keberuntungan yang tidak realistis tanpa mau pikir panjang sekedar memperhitungkan besar atau kecilnya resiko.
2.Anti Proses

Dalam bermain saham, Proses adalah segalanya. Karena saham adalah investasi jangka panjang, maka hal ini bertolak belakang dengan kebanyakan dari mereka yang menginginkan segalanya instan. Tidak sabar menghadapi proses kenyataan bahwa uang yang mereka keluarkan tidak bisa berlipat ganda dalam waktu 30 menit. Disini kita melihat perbedaan mencolok cara bermain saham dan judi.
3.Malas Analisa Grafik

Kebiasaan buruk dengan mengikuti feeling tanpa analisa grafik yang baik membuat mereka bisa rugi besar. Karena dalam bermain saham, modal yang besar tidak selalu menjadi untung yang besar, analisa grafik yang jeli sebelum melakukan transaksi merupakan kunci yang sepertinya jarang dilakukan para penjudi.
Akhirnya setelah diberikan alasan bahwa dirinya tidak akan bisa bermain saham oleh pikirannya sendiri, dia pergi berlalu melepaskan pandangannya dari papan iklan tersebut. Dia melepaskan begitu saja ketertarikannya. Tidak tahu kenapa kali ini dia menyerah begitu saja pada pikirannya, padahal sebelumnya dia selalu menentang pikiran logisnya. Mungkin karena kekelahan judi yang sedang dia rasakan, mungkin juga ini menjadi pertanda baik bahwa dia akan mulai mengikuti pikiran logisnya. Mungkin, kita tidak akan pernah tahu.
Nah, tiga hal penting yang sering disepelekan diatas tadi, bisa menjadi bumerang kerugian bagi para pemain saham yang berkaratker seperti penjudi ataupun menganggap pasar saham ini sebagai area judi. Mungkin ada beberapa orang yang tidak setuju dengan ulasan diatas, tapi tidak apa apa, itu hal biasa. Perbedaan pandanganlah yang membuat kita bisa terus berproses menjadi manusia yang lebih baik. Lalu disinilah muncul pertanyaan terakhir,
‘Apakah anda sama dengan si penjudi?’ Hanya anda yang bisa menjawab