Tidak selalu keadaan ekonomi itu berada pada level yang baik dan di atas terus menerus. Ada kalanya dimana keadaan tersebut berada di bawah, bahkan bisa sampai keadaan terburuk. Sama hal dengan cuaca yang ada di Indonesia, terdapat panas dan juga hujan bukan, hal – hal tersebut menjadi fenomena yang wajar selama dapat diatasi dengan cara yang tepat dan juga bijak. Pasar modal pun pernah mengalami hal yang seperti ini, ketika itu terjadi penurunan yang anjlok sekali yang terjadi di tahun 1998 serta 2008. Ketika itu krisis finansial yang terjadi juga dibarengi dengan inflasi yang terjadi hingga 58 persen.
Hal tersebut terjadi di tahun 1998, dimana IHSG yang merosot sampai dengan level 398 yang berada pada situasi yang hampir terjadi kembali di 10 tahun sesudahnya. Saat di tahun 2008, ada krisis yang timbul karena dipucu dengan skandal sub – prime mortgage di Amerika Serikat. Hal ini ternyata berdampak besar pada pasar modal yang berada di seluruh dunia, dimana tiba – tiba terjadi kolaps. Dan di tahun 2020, terjadinya pandemi virus corona yang merebah di seluruh di dunia ini memicu kembali kekhawatiran akan terimbasnya pada pasar saham yang ada di Indonesia. Lantas untuk bisa menghadapi kondisi seperti itu lagi apa yang harus dilakukan? Simak ulasannya berikut ini tentang cara bijak dalam mengatasi saham yang turun drastis.
1.Menunggu Situasi Panik Mereda dan Usai

Ketika sedang terjadinya pandemi virus corona ini, dimana dampak yang ditimbulkan benar – benar besar dan juga merabah ke hampir berbagai macam sektor. Tidak hanya di Indonesia saja tetapi juga di seluruh dunia pun mengalami penurunan dan terpuruknya beberapa sektor yang memiliki peran penting. Terdapat satu hal yang sangat sensitive saat sedang berada di kondisi seperti ini.
Hal itu adalah pasar saham yang akan menurun, apalagi dengan pemicu yang negative ini. Dari pemicunya ini bisa menciptakan situasi yang keos yaitu panic selling, dimana para pemegang saham akan merasa panik dengan kondisi yang terjadi dan mengambil keputusan dengan tergesa – gesa untuk menjual sahamnya tersebut. Disini yang harus dilakuka adalah jangan sampai panik dan sabar, sebab kekeosan yang terjadi di pasar itu ada ujungnya. Nantinya aka nada masa dimana harga dari saham itu bisa stabil kembali.
2.Tetap Menyimpan Saham

Ketika ini sedang terjadi, usahakan untuk saham kamu miliki tersebut tetap di simpan saja. Terutama untu kamu yang mempunyai saham blue chips atau big cap, apa yang dimaksud dari saham – saham tersebut. Jadi itu adalah saham yang berkapitalisasi pasar besar yang memiliki fundamental baik.
Biasanya saham – saham yang berada pada kategori tersebut, mempunyai angka kapitalisasi pasar menyentuh angkat lebih dari Rp 40 triliun. Bila mempunyai saham big cap, lebih baik disimpan dulu. Pada saham dengan kategori yang seperti itu terjadi rebound denga cepat sesudah penurunan IHSG.
3.Selalu Memegang Dana Likuid

Memegang dan menyimpan uang itu adalah hal yang penting karena itu akan sangat berguna untuk keperluan kamu di setiap harinya. Jangan sampai kamu tidak menyimpan uang atau dana likuid, karena takutnya terdapat hal – hal yang tidak terduga datang dan kamu tidak mempunyai simpanan dana yang bisa diandalkan.
Tidak hanya mengelola saham saja yang kamu fokuskan saja, tetapi juga kamu harus bisa mengatur cash flow. Jangan sampai arus kas kamu itu terganggu dengan situasi yang tidak diinginkan di depan sana. Sebab keadaan dari pasar saham itu tidak akan selalu pada kondisi yang baik – baik saja.
Itulah cara bijak dalam menghadapi saham yang turun dengan drastis.