Window Dressing adalah salah satu strategi dari Manajemer Investasi dalam usaha mempercantik portofolio yang mereka punya. Penyebab terjadinya Window Dressing adalah dengan adanya sistem pemilihan tentang sektor saham yang Berkinerja bagus dan yang buruk.
Oleh sebab itu, Manajer Investasi biasanya akan menjual saham dengan kerugian yang cukup besar lalu akan membeli saham dengan harga tinggi pada akhir tahun. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki Laporan Keuangan Perusahaan untuk di masa yang akan datang.
Fenomena ini juga memilihi beberapa kelebihan dan kekurangannya sendiri bagi investor, Karena tidak selamanya window dressing dapat menutupi laporan keuangan perusahaan yang buruk. Dan belum tentu juga setiap saham yang ada mengalami kenaikan yang signifikan pada saat periode Kuartal IV atau window dressing.
Lalu, apa yang harus kita lakukan sebagai investor?
Apa saja manfaat yang kita dapatkan dari fenomena Window Dressing ini?
Yuk, simak lebih lanjut artikel berikut agar kamu bisa memahami dengan benar.
Terjadi Kenaikan Harga Yang Signifikan Pada Akhir Tahun
Dapat kita lihat, dengan adanya fenomena ini biasanya terjadi kenaikan harga yang signifikan terhadap beberapa saham unggulan. Fenomena ini biasanya terjadi pada periode akhir tutup buku seperti pada bulan Juli, September ataupun bulan Desember.
Biasanya, effect dari window dressing ini dapat baru kita rasakan pada bulan selanjutnya, atau biasa disebut dengan Januari Effect. contoh dari perusahaan yang mengalami kenaikan yang bisa mencapai 10% adalah IHSG.
Manfaat Window Dressing Bagi Investor
Hal ini biasanya menjadi salah satu waktu bagi Investor untuk mengamati portofolio yang kita punya dengan cermat. Selain itu, WIndow Dressing dapat menimbulkan pengembalian dana dalam jangka pendek, walaupun dalam jangka panjang dapat berpotensi membuat portofolio kita negatif.
Apabila ingin membeli saham pada saat window dressing, kita sebagai Investor sebaiknya memerhatikan beberapa aspek sebelum memutuskan untuk membeli saham.
Contohnya saja seperti membeli saham sesuai dengan jangka waktu investasi yang kita inginkan.
Dilansir dari beberapa sumber, Sebaiknya kalian membeli reksadana saham yang isinya menyerupai indeks, untuk jangka waktu lebih dari lima tahun.
Namun, apabila anda ingin membeli saham jangka sedang, yang berkisar sekitar satu sampai tiga tahun. Anda disarankan untuk membeli reksadana pendapatan tetap. Sedangkan untuk jangka pendek, anda dapat memilih reksadana saham pasar uang.
Ingatlah untuk tetap melakukan analisis terlebih dahulu sebelum membeli saham, karena alur dan polanya bisa saja sewaktu-waktu berubah dari tahun sebelumnya. Selain itu, selalu perhatikan laporan keuangan dari perusahaan tersebut minimal lima tahun terakhir.