Merebaknya isu lembaga keuangan asing mencaplok bank – bank kecil di tanah air membuat pergerakan harga saham bank BUKU II kompak menggeliat.
Namun, investor tetap harus mewaspadai potensi terjadinya penurunan harga saham kembali yang cukup signifikan jika rumor pasar tersebut belum teruji kebenarannya.
Head of Investment Reswara Gian Investa, Kiswoyo Adi Joe berpendapat, kenaikan beberapa harga saham bank-bank kecil akhir-akhir ini cenderung lebih disebabkan oleh rumor pasar.
Terbaru, misalnya, induk perusahaan Shopee, SEA Group dikabarkan tertarik membeli PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA), dan PT Bank Capital Tbk (BACA) yang kabarnya diincar oleh OVO.
Kiswoyo tidak menampik, jika banyak lembaga keuangan asing melirik bank-bank kecil untuk diakuisisi, mengingat saat ini dari sisi marjin bunga bersih / net interest margin (NIM), Indonesia masih yang terbesar di dunia di atas 3%.
“Saham bank kecil pergerakannya, rumornya lagi mencoba diakuisisi pihak asing. Perbankan di Indonesia saat ini NIM-nya tertinggi di dunia sehingga menarik bagi asing. Di luar negeri, NIM 3% saja susah,” katanya, kepada CNBC Indonesia, Rabu 17 Februari 2021.
Walau begitu, kenaikan yang terjadi belakangan ini patut dicermati investor. Karena, bisa dilihat dari sisi valuasinya, bank – bank kecil itu kurang menarik dan dari sisi fundamental belum tentu kuat.
“Price to book value/PBV 1 kali, tidak menarik, begitu ada isu akuisisi, yang masuk trader yang berspekulasi, beli duluan. Ketika isu dibantah ya bisa langsung drop lagi,” katanya.
Di sisi lain, jika bank bank kecil tadi masuk ke bank digital, saat ini belum ada perangkat yang bisa mengukur suatu valuasi bank digital di Indonesia.
Bila bank-bank konvensional sekelas PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan valuasi 4-5 kali nilai buku sudah termasuk paling mahal, maka, untuk bank digital saat ini belum bisa disandingkan perhitungan valuasinya menggunakan skema PBV.
“Normal pakai PBV, bank digital belum ada yang memvaluasi di Indonesia,” kata dia. Sebelumnya, saham-saham bank mini melesat cukup kencang seperti PT Bank Ganesha Tbk (BGTG) dan PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC) yang keduanya terbang 35% ke level Rp 108 per saham.