Investor Pemula Wajib Tahu! 5 Tips Investasi Saham yang Cepat Cuan
Banyak orang ingin memulai investasi saham, namun tidak tahu caranya. Hal pertama yang selalu dipikirkan adalah persoalan modal. Namun karena mengkhawatirkan modal investasi saham yang besar, jadi takut untuk melakukannya. Sehingga investasi saham hanya menjadi wacana yang tak kunjung terealisasi. Zaman sekarang, investasi saham bisa dimulai dari Rp 100.000. Begini cara memulai investasi saham bagi pemula.

5 Tips Investasi Saham. Pemula Wajib Tahu!
1. Carilah perusahaan untung
Pilihlah emiten yang memiliki pertumbuhan laba positif. Selain itu, Anda juga harus memperhatikan kestabilan pendapatan dan laba emiten, dengan melihat data selama 10 tahun terakhir. Anda juga perlu memperhatikan pos arus kas dan aktivitas operasional. Jika Anda menemukan angka arus kas dekat dengan net income, maka dapat dikatakan perusahaan tersebut baik.
2. Rasio Debt to Equity Ratio (DER)
Meski hampir 90 persen dari emiten pasti memiliki piutang tetapi jumlah dan rasio utang atau debt to equity ratio (DER) harus diperhatikan. Pada dasarnya cara ini sama dengan investasi saham ala syariah, dimana Anda tidak memiliki emiten dengan utang tinggi atau rasio utang lebih dari terhadap ekuitas data 2x.
3. Nilai Return on Equity (ROE) di atas bunga kredit bank
Pilihlah saham dengan tingkat pengembalian ekuitas (ROE) di atas bunga bank. Sebagai contoh jika bunga kredit dari bank 11 persen, maka ROE saham yang dipilih harusnya lebih tinggi dari itu.
4. Periksa laporan keuangan
Cara ini dapat membantu untuk lebih mengenal manajemen perusahaan incaran Anda. Jika net income perusahaan tersebut positif tetapi nilai cash-nya minus, dapat dikatakan bahwa manajemen perusahaan tersebut kurang bagus.
Terlepas dari lima poin di atas, Anda juga perlu mencari pengetahuan tentang kondisi pasar modal terkini. Investor harus rajin membaca berita ekonomi dan mencari tahu soal apa yang terjadi, baik di pasar saham maupun di dunia secara general.
5. Sering diperdagangkan
Anda dapat memilih emiten yang tergolong LQ45, atau saham-saham aktif. Saham-saham emiten berkapitalisasi pasar besar atau blue chip biasanya direkomendasikan.